KM.Mellbao. Selasa,/7/8/2012. Matahari belum meninggi saat itu, jarum jam menunjukan 7.00 pagi. Rasa dinggin terasa walaupun berada di tepi sungai. Satu demi satu ikat kangkung dilempar ke pinggir sungai setelah diikat dengan tali rafia. Aliran air sungai tak mengalir deras seperti bulan dan tahun sebelumnya.
Pajang bambu pemasak melingkar bagaikan empat persegi menjadi penahan kangkung ketika banjir kiriman datang. Seakan tak mau kapok walau tiap tahun banjir bah datang. Hannya 6 menit seketika semua kangkung yang tertanam di aliran sungai Kali Jangkuk disapu ludes seketika. Begitulah kondisi petani kangkung, Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan.
Boleh dibilang setiap tahun, kangkung yang saya tanam terseret air banjir begitu tanpa meninggalkan sisa sepotong pun di pajang bambu penahan kangkung. Saya akan terus menanam kangkung walaupun banjir setiap tahun mengancam saya. Ya harapan saya semoga tahun ini banjir tidak datang, sehingga kami dengan petani kankung lainnya bisa berjualan kangkung terus tanpa hentinya,” Cerita Inak Aisah tsalah seorang petani kangkung. (Yar)