KM.Mellbao: Alunan musik khas timur tengah mengalun syahdu
begitu km.mellbao memasuki sebuah restaurant ala negeri unta itu. Aroma
daging terbakar yang tercium manis menyeruak tak kalah merdu menggoda
penciuman. Ya, di ampenan juga di kota mataram sekarang sedang terkena
demam masakan dari negeri 1001 malam.
ak kurang dari lima buah restauran ala timur tengah mangkal
di kota tua ampenan. Maklum saja karena hampir 80% orang keturunan arab
yang tinggal di Kota Mataram bermukim di Ampenan. Bahkan mereka juga
punya kampung sendiri, yaitu Kampung Arab yang terletak di kelurahan Dayan
Peken. Awalnya masakan khas timur tengah itu di Ampenan hanya bisa
dijumpai di Rumah Makan Arafat yang dimiliki oleh Keluarga Bagis.
Yang telah berdiri sejak tahun 80-an. "sekarang
kalau ente mau makan kebab atau sate domba dengan harga terjangkau, tak perlu
repot. Sekarang sudah ada yang jual pake gerobak di pinggir trotoar
jalan"kata Halid Bagis sang pewaris Rumah Makan Arafat saat mengomentari
maraknya rumah makan atau pedagang makanan pinggir jalan yang menjual makanan
timur tengah, "tapi tentu ndak se-afdol kalau ente makan di rumah makan
asli arabnya" Katanya.
Sekarang, karena makin kondusifnya keadaan
kota Mataram untuk berinvestasi, selain tentunya karena minat masyarakat terhadap
menu 1001 malam ini makin banyak, membuat banyak pengusaha keturunan arab
bahkan yang non keturunan arab alias orang lokal yang tertarik menggeluti
bidang usaha kuliner ini. Hingga sepanjang jalan niaga dan jalan saleh
sungkar dipenuhi deretan warung kaki lima, rumah makan atau restaurant
menyajikan menu negeri unta itu.
Dampaknya, tentu warga ampenan khususnya dan
kota mataram pada umumnya jadi dimanjakan dengan banyaknya sajian khas
berselera dari berbagai negara selain masakan lokal di wilayahnya. Yang
tentunya hal ini menambah keanekaragaman kuliner di Ampenan yang juga menjadi
daerah tujuan wisata. (yar)