KM.Mellbao: Ziarah
makam sudah menjadi sudah menjadi tradisi dikalangan Islam di Lombok terutama
menjelang lebaran. Seperti halnya yang terus berlansung di makam Loang Balok.
Mulai dari anak-anak hingga orang tua. Beberapa di antaranya membawa bekal
makanan. Di dalam area pemakaman, seorang lelaki mengenakan bersarung mempin
zikir dan doa.
Lalu diikuti oleh anggota rombongan yang lain. Doa-doa
dipanjatkan, memohon kesehatan, dan keselamatan. Termasuk dengan mendoakan
anggota keluarga yang masih hidup atau pun yang sudah meninggal dunia.
Ziarah
makam ini merupakan tradisi yang setiap tahun dilakukan warga di Lombok
termasuk warga kecamatan Ampenan.
Ziarah makan dan doa keselamatan tersebut
dilakukan biasanya usai lebaran. Selain ziarah makam dan doa keselamatan warga
juga bersilaturrahmi dengan sanak saudara mereka juga menyempatkan diri
berziarah ke makam para ulama yang sudah meninggal.
”kami datang ke sini ingin bersilaturrahmi
dengan ulama yang sudah mengajarkan kami agama Islam,” kata Ahmad, penziarah
yang datang dari Lombok Timur.
Menurutnya,
mereka patut diberikan penghormatan dengan tetap mengingat jasa dan amal
naiknya. Tanpa merek Islam tidak akan berdiri tegak di Lombok. Makam Loang
Balok sendiri merupakan makam ulama besar.
Pada tahun 1866, ulama besar bernama
Maulana Syekh Gauz Abdul Razak atau yang dikenal dengan nama lain Sayyid Tohri
yang datang dari jazirah Arab datang untuk menyebarkan Islam.
Ia kemudian tiba
di Palembang, selanjutnya mendarat di tepi pantai Ampenan, lalu kemudian
mengajarkan Islam di Lombok sampai meninggal kemudian di makamkan di Loang
Balok. (yar)