KM.Mellbao: Setiap tahunnya umat
Islam merayakan hari raya qurban atau Idul Fitri dan sebentar lagi pada tahun
ini umat Islam akan merayakannya. Tetapi pada faktanya umat Islam tidak begitu
memahami makna besar yang terkandung dalam Idul Adha sehingga perayaannya pun
hanya berupa rutinitas saja.
Jika kita memahami lebih dalam tentang makna
yang terkandung pada hari raya Idul Adha yaitu tentang ketaatan, pengorbanan
dan persatuan umat Islam. Tentunya dari makna tersebut kita dapat mengambil
banyak pelajaran yang dapat kita contoh untuk mengarungi kehidupan menjadi
baik.
Ketaatan dan pengorbanan. Ketaatan dalam konteks
ini senantiasa menanti semua perintah Allah SWT, meskipun untuk itu kita mesti
mengorbankan sesuatu yang paling kita cintai. Dan juga tentang Pengorbanan
dalam artian sikap mengorbankan apa saja yang kita miliki dan cintai sebagai
bukti ketaatan kita kepada Allah SWT.
Kisah inspiratif terkait ketaatan total dan
pengorbanan sepenuhnya dalam melaksanakan perintah Allah Swt. Salah satu kisah
paling menarik adalah kisah ketaatan dan pengorbanan Nabi Ibrahim As dan Nabi
Ismail As. Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail
puteranya.
Barangkali ada diantara kita yang mengangggap
kisah di atas memang luar biasa tapi tetap saja berat untuk ditiru dikarenakan
lakon kisah tersebut adalah seorang nabi Realitanya tidak murni demikian.
Mungkin iya berat bagi kita untuk meniru
mentalitas Nabi Ibrahim As yang dengan teguh menjalankan perintah Tuhannya,
akan tetapi sangat besar peluang bagi kita untuk meniru dan menco ntoh mentalitas
Ismail muda, yang ketika itu belum diangkat menjadi nabi, dalam hal ketaatan
kepada perintah Allah Swt.
Hal ini bisa kita aplikasikan ketika
mengorbankan waktu untuk mengkaji Islam dan berdakwah walaupun disela-sela
waktu kesibukan.
Persatuan Umat islam. Di antara pelajaran
terpenting dari ibadah haji ini adalah pesan persatuan umat. Pesan ini tampak
jelas sekali.
Jamaah haji akan dapat menyaksikan berkumpulnya
umat Islam dari seluruh pelosok dunia untuk melakukan ibadah yang sama, zikir
yang sama, di tempat yang sama dan dengan busana ihram yang sama tanpa
mempedulikan lagi batasan negara bangsa (nation state), perbedaan suku, warna
kulit dan bangsa.
Berkumpulnya jamaah haji dengan sesama muslim
dari seluruh pelosok dunia akan menyadarkan mereka, bahwa yang mempersatukan
umat Islam hanya satu faktor saja, tidak lebih, yaitu agama Allah (Islam).
Tak ada faktor pemersatu lainnya apakah itu
suku, warna kulit, bangsa ataupun negara bangsa (nation state). Persatuan umat
Islam dan karakter umat yang satu itulah yang menjadi dasar dari adanya negara
yang satu yaitu satu negara Khilafah untuk umat Islam di seluruh dunia.
Untuk itu sebagai muslim sudah saatnya kita
memahami makna besar dibalik perayaan Idul Adha dan tidak menjadikannya sebagai
rutinitas semata.(Ahyar)