KM.Mellbao. (2/10/2012) Setiap
pagi pria tua itu datang membawa cangkul dan membungkukkan badan di depan
tumpukkan kotoran kuda. Tangannya yang keriput meraih karung untuk di isi
dengan kotoran kuda lalu di naikkan ke mobil kaisar miliknya.
Begitulah pak Musdeh
(62) melewati hari-harinya sebagai pencari kotoran kuda untuk di jadikan bubuk
sayuran di tetangga kampunnya yang terletak di lingkungan Pelembak Ampenan.
Sudah hampir 20 tahun ia melakoni pekerjaan itu. Istilahnya pekerja
pesanan.
Siang akhir minggu
lalu suasana tempat ia mengambil kotoran kuda kelihatan lengang. “biasanya
memang begini” ramenya besok pagi dan sore,” ujar kakek 7 cucu ini. Tapi di
tempat ini selalu di gunakan sebagai lahan membuang kotoran kuda dan sampah.
Menurut pak Musdeh, ia sudah terbiasa mengambil kotoran di tempat itu saja.
Lalu akan di jual pada
pengusaha sayur yang ada di tempatnya. Sedangkan untuk harga
penjualan ukuran satu kaisar akan dijual dengan harga Rp. 20.000 saja, untuk
mendapat hasil lebih tergantung dari jumlah pengusaha yang memesan. Awalnya
kotoran ini dibuang begitu oleh warga Pelembak, tapi karena saya tau mamfaatnya
sangat besar sebagai pupuk maka sejak 20 tahun yang lalu saya jual untuk bisa
menghasilkan uang demi menyambung hidup,” terangnya mengenang kisah masa lalu
beliau. (Yar)