KM Mellbao, Sabtu sore tanggal 19/Mei/2012) menyempatkan diri untuk berkunjung disalah satu tempat
di kota Ampenan untuk bertemu dengan seorang tukang cukur rambut di bawah
emperan bangunan tua Kota Ampenan.
Amak Musleh, pelanggan
belau sering memangilnya dengan nama itu, umur beliau sekitar 65
tahun tidak melemahkan semangat untuk terus bekerja hannya untuk bisa memenuhi
kebutuhan sehari-hari beliau.
Handuk kecil di taruh dipundak selalu menjadi
teman setia beliau selama menjadi tukang cukur sederhana.
Dengan bermodal alat
tradisional seadanya, mulai tempat tidak ada air
conditioner (AC) layaknya tempat cukur mewah di mall atau salon.
Tempat pun di sewa dari kios yang berada dibelakang ia saat ini
membuka cukur rambut. Cukup kursi kayu yang di desain khusus, alat-alat cukur
dan cermin. Dan tarif yang di pasang lumayan cukup murah bisa berkisar antara
Rp. 8.000 untuk dewasa dan Rp. 7000 untuk anak-anak. Untuk yang mencukur
jenggot, tarifnya lain lagi.
Sudah menjadi resiko
beliau kalau sudah menunggu dari jam 8.00 pagi sampai jam sore tanpa ada satu
pun yang cukur rambut. “ya mau gimana lagi nak yang terpenting kita sudah
ihtiar” ungkap amak Musleh pada ketua kampung media Mellbao, sambil beliau
mengusap keringat, diwajah beliau terpancar kerja keras, dan pantang
menyerah.
Soal berbagi resep
sebagai tukang cukur beliau punya banyak cara untuk melayani para
pelanggannya. Istilah kerennya “customer service”. Biar tidak
bosan, ia biasa bercerita apa saja ke pelanggannya dan di saat selesai
mencukur, pijat kepala gratis sebagai bonusnya. (yar)