KM Mellbao: Menyempatkan diri untuk berkunjung disalah satu tempat di Kota bersejarah Ampenan untuk bercukur pada seorang tukang cukur rambut di bawah emperan bangunan tua Kota Ampenan ini.
Muhtar, salah seorang cukur rambut yang istiqomah menunggu pelanggannya, umurnya berkisar sekitar 60-an tahun. Renta umur tidak melemahkan semangat untuk terus bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Handuk kecil, cukur dan sisir selalu menjadi teman setia selama menjadi tukang cukur yang berlokasi di emperan Kota Tua Ampenan.
Dengan bermodal alat tradisional seadanya, mulai tempat tidak ada Kipas Angin layaknya tempat cukur agak mewah seperti salon di Kota Mataram. Tempat pun disewa dari kios yang berada dibelakang ia saat ini membuka cukur rambut.
Cukup kursi kayu yang di desain khusus, alat-alat cukur dan cermin. Tarif yang di pasang lumayan cukup murah bisa berkisar antara Rp. 600-7000 ribu. Untuk dewasa Rp. 7000. Untuk yang mencukur jenggot, tarifnya lain lagi bisa berkisar RP 25.000 ribu.
Sudah menjadi resiko beliau kalau sudah menunggu dari jam 8.00 pagi sampai jam sore tanpa ada satu pun yang cukur rambut. “ya mau gimana lagi nak yang terpenting kita sudah ihtiar” ungkap Muhtar sambil ia mengusap keringat, diwajahnya terpancar kerja keras, dan pantang menyerah.
Soal berbagi resep sebagai tukang cukur Muhtar punya banyak cara untuk melayani para pelanggannya. Biar tidak bosan, ia biasa bercerita apa saja ke pelanggannya dan di saat selesai mencukur, pijat kepala gratis sebagai bonusnya dan yang tak kalah pentingnya adalah selalu Istiqomah. (Yar)