KM.Mellbao: Susunan pot berwarna hitam itu tersusun Indah. Tak
berlebihan bila Parhan (21) selalu merawatnya tiap pagi. Kecintaanya
terhadap Bayam dan tumbuhan pot membawa ke bisnis kreatif. Di beranda belakang
halaman rumah itu tampak tiga orang anak muda berumuran dua puluhan tengah
asyik menyusun pot berwarna hitam.
Mereka begitu tekun melakukan pekerjaannya, apalagi suasana rumah
begitu tenang dan sejuk. Disekelilingnya tumbuh aneka tanaman, bunga hingga
pohon besar seperti pohon mangga. Namun dibawahnya tersusun pot berisi Bayam
yang sudah siap panen. Tempatnya itu sangat asri.
“Menanam itu banyak manfaatnya. Selain untuk hobi bisa juga
sebagai usaha, kegiatan menanam ini bisa menguranggi penggeluaran keseharian
dan yang pasti bisa dijadikan bisnis utama yang menghasilkan. Nilai jualnya pun
tinggi dan bisa meraup untung jutaan rupiah jutaan rupiah,” ujar Parhan
pemilik tanaman hias dan Bayam ditempatnya, lingkungan Karang Panas, kecamatan
Ampenan.
Tanaman bayam Parhan mualai dikembbangkan sejak pertengahan
2012 itu berangkat dari hobi dan kecintaan terhadap tanaman Bayam. Selain
menanam bayam di pot yang tersusun rapi, Parhhan juga menjual bunga hias,
begitu dengan Bayam yang di pasarkan di sekitar tetangga dan pasar
Ampenan. Bayam satu ikat dijual dalam kisaran harga 1000 hingga 1500.000
rupiah. Perbulan bisa menghasilkan keuntungan 2-3 jutaan.
Dikatakan, semua tanaman Bayam dan tanaman hias sudah dipasarkan
dari warga yang tak jauh dari lingkungan Karang Panas, Ampenan. Kata Parhan, ia
mulai gemar menanm Bayam semenjak datang dan kuliah di Mataram, dan cara
pemeliharaan dan pemasaran bisa dibaca lewat internet dan buku. “Kalau
mau usaha Bayam gampang, Cuma butuh ketekunan,” ujar Mahasiswa semester tujuh
IAIN Mataram ini.
Parhan
mengatakan, dia ingin mengembangkan tanaman Bayamnya dalam julmlah yang besar
dan pemasarannya juga bisa lewat media online. “Karena pemasarn Bayam dan
sayur-mayur masih sebatas dari mulut ke mulut maka jadi kurang popular. Padahal
di Negara lain, seperti Malasiya dan Vietnam, sayur Bayam sangat digemari.
Parhan,
mengaku dirinya tak punya latar belakang sebagai wirausaha. Orangtuanya pun
bukan pengusaha. Ide menanm sayur-mayur muncul stelah ia mulai tinggal di
Mataram. Awalnya, dia belajar menanam tumbuhan hias sambil mengisi waktu luang.
Parhan termasuk orang yang suka belajar dan berbagi pada teman-temannya.
Menurut dia, usaha sayur –mayur mudah dikuasai yang penting punya kemauan
untuk mengerjakannya.
Dengan
ketekunan dan kreativitasnya, usaha rumahan parhan berkembang dengan pesat.
Tanamman bayamnya pun mendapat sambutan dari pasar terdekat seperti pasar
Ampenan. Tetapi semua itu berawal dari teman-temannya yang selalu mendukung.
Promosi dari mulut ke mulut cukup efektif mengangkat usaha Bayamnya.
Namun
setelah hampir satu tahun mengeluti bisnis berjualan Bayam ini, Parhan berpikir
ulang tentang usahanya. Ke depan dia berharap akan banyak anak muda yang mau
berusaha dan tidak malu untuk berusaha dari sejak muda, apalagi anak kuliahan
jarang sekali mau usaha karena alasannya gensi,” ceritanya. (yar).