KM.Mellbao: Berkunjung dari kantor satu ke kantor lain hampir menjadi rutinitas yang tidak pernah absen dilakukan, Ibu Eliana. Setiap pagi hingga menjelang siang ia berkeliling menjajakan sayuran kepada pegawai di lingkungan pemerintah Kota Mataram dengan sepeda tua yang senantiasa setia menemaninya.
Profesi itu dijalani wanita paruh baya kelahiran Otak Desa Dasan Agung Mataram ini sejak masih muda. Kondisi ekonomi keluarga, memaksa Eliana harus ikut membanting tulang memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk membiayai anaknya yang masih sekolah, bersama suami yang sehari-hari hanya pekerja kuli bangunan.
"Dulu sebelum menjual sayuran, saya sempat jualan nasi bungkus dan snack ke kantor dan kampus, tetapi sekarang sudah tidak lagi, karena kurang pembeli, setelah itu saya putuskan jual sayuran sampai sekarang," tutur ibu tiga orang anak ini kepada LOMBOKita di Mataram, Selasa (Selasa (22/1/2013).
Penghasilan yang didapat dari hasil menjual sayuran pun tidak seberapa, paling banyak Rp30 ribu per hari. Itu juga kalau tidak dibon (hutang). “Terkadang malah tidak dapat apa apa. Karena lebih banyak dihutang ibu-ibu pegawai itu,” kata Eliana sambil menyeka keringat yang bercucuran di wajahnya.
Meski keuntungan yang didapatkan tidak seberapa, Eliana malah merasa bersyukur karena segala kebutuhan keluarga termasuk biaya sekolah anak-anaknya bisa terpenuhi. “Mungkin ini namanya sengsara membawa nikmat,” lirih Eliana sambil berlalu di hadapan wartawan yang mewawancarinya. (sumber Tur. Lombokita.com)